BERLATIH TANPA KENAL MENYERAH ADALAH CIRI PRIBADI YANG SUKSES DIMASA DEPAN

Sunday, August 2, 2020

MENCETAK GENERASI MANDIRI DENGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN



SUDAH CUKUPKAH PENDIDIKAN ANAK-ANAK KITA?
Apakah pendidikan yang diterima anak-anak kita sekarang ini secara memadai untuk menyiapkan mereka untuk masa depan yang akan mereka hadapi?
Pertanyaan diatas sungguh sangat sulit untuk dijawab. Mereka yang berhasil baik dibangku sekolah menghadapi tantangan yang sama dengan mereka yang tidak, dan mereka yang berhasil baik dibangku sekolah juga tidak bisa menjamin dalam kehidupan nyata. Kenyataan lain Kurukulum pendidikan selalu berubah mengikuti perubahan.
Yang seringkali kita rasakan adalah kadangkala pendidikan yang didapat oleh anak-anak kita terasa tidak cukup untuk menghadapi kenyataan begitu mereka terjun ke dunia persaingan yang sesungguhnya setelah beberapa tahun berikutnya. Artinya kurikulum kita seringkali tidak bisa memberi harapan pasti untuk  mengantisipasi kebutuhan anak-anak kita setelah mereka menyelesaikan pendidikanya beberapa tahun berikutnya. Kita, orang tua juga seringkali menjejali pola pikir yang salah arah. Kita selalu mencari sesuatu yang aman dari pada mengambil resiko. Kita sering berpikir dan mengatakan pada anak kita dengan kata-kata seperti ini “Kau harus dan bersekolah dan dapat nilai bagus supaya bisa mempunyai pekerjaan yang aman dan menjamin dengan gaji tinggi serta tunjangan bagus”.  Walaupun sebagian dari kita juga akan mengatakan “ya itulah tugas semestinya dilakukan oleh para orang tua agar anak-anak kita tidak terjerembab pada hal-hal yang cenderung negative”.

FENOMENA MENARIK
Ada fenomena yang menarik untuk dicermati akhir-akir ini. Banyak sekali demo buruh yang menuntut perbaikan upah. Mereka  saling ancam antara buruh dan pengusaha. Buruh melakukan demo besar-besaran mengancam akan mogok kerja jika para majikan tidak memperbaiki upah mereka. Para pengusaha juga mengancam akan memecat mereka dengan alasan kebangkrutan. Mereka para buruh juga menuntut peningkatan kesejahteraan hidup dan  pola kerja outsourcing yang dirasa  tidak berpihak pada kaum buruh.
Dari  sisi pengusaha banyak perusahaan kelas menengah ke bawah yang merasa tidak mampu membayar karyawannya dengan standar pengupahan minimal 2,2 juta per bulan. Resiko yang harus dihadapi adalah manakala ketentuan itu tidak diikuti maka ancamanya adalah denda minimal 100 juta  dan maksimal 400 juta atau kurungan 1 tahun minimal dan maksimal 4  tahun. Tentu jadi dilemma sendiri bagi para pengusaha kecil yang baru mau tumbuh.
Ada hal yang lebih tragis lagi kita mendengarnya. Bukan rahasia umum lagi bahwa negara kita adalah penghasil devisa dari ekspor tenaka kerja yang mempertaruhkan nyawa mereka. Tak jarang bila sering terdengar kabar TKI yang di bunuh dan diperkosa di negeri orang.
Mengapa hal ini terjadi?  Inilah yang tidak pernah di prediksikan oleh pola pendidikan kita. Kurikulum pendidikan kita tidak pernah bisa menjangkau, memprediksi bahkan  sampai mengantisipasi agar hal-hal semacam ini terjadi pada saat sekarang ini.

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?
Apa yang seharusnya kita lakukan sekarang ini adalah merubah mindset dan pola pikir kita, anak-anak kita.  Anak-anak kita ke sekolah bukanlah untuk mendapatkan nilai bagus dengan harapan bisa cepat mendaptkan pekerjaan dari orang lain. Menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak kita sejak dini adalah hal yang sangat penting dilakukan  agar mereka tidak ketergantungan dengan lapangan pekerjaan yang begitu terbatas. Sisi lain pemerintah juga harus merespon sebagai sebuah kebutuhan yang mendesak agar segera mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan dalam muatan kurikulumnya.
Jika penginterasian pendidikan karakter bisa dilakukan semestinya pendidikan kewirausahaan juga bisa dilaksanakan. Bahkan sangat lebih baik jika ada jam khusus seperti pelajaran yang lain dan sebaiknya kewirausahaan dapat masuk dalam struktur kurikulum. Setidaknya dengan masuknya  pendidikan kewirausahaan dalam struktur kurikulum sekolah harapannya ketrampilan ini dapat dieksploitasi dan dieksplorasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan pasar dan peserta didik. Harapanya tentu dengan perlakuan yang demikian  hasil yang diharapkan bisa sangat maksimal.

APA KONTRIBUSI KEWIRAUSAHAAN BAGI MASA DEPAN?
APA SEGI KEMANFAATANNYA BAGI ANAK DIDIK KITA?

Jelas sekali. Dengan pendidikan kewirausahaan harapanya adalah pola pikir anak-anak kita tidak lagi sekolah dan mengharapkan pekerjaan dan melamar kerja. Tetapi dengan kewirausahaan maka akan terpikir oleh mereka bagaimana caranya survive ditengah persaingan global menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan. Apa yang menjadi fenomena saat ini tentu tidak akan terulang dimasa yang akan datang.   
Efek jangka panjang akan sangat dirasakan masyarakat kita. Pertumbuhan ekonomi akan terasa semakin cepat,  meningkatkan produktivitas, penciptaan teknologi, produk dan jasa baru, serta tentu angka pengangguran bisa ditekan sekecil mungkin. Usaha-usaha kecil akan mulai tumbuh. Pertumbuhan ekonomi akan terasa. Persaingan ketat untuk menjadi PNS tentu akan semakin berkurang seiring dengan kemandirian. Dan sudah barang tentu pemerintah tidak perlu mengalokasikan dana yang begitu besar untuk menggaji mereka.
Jika manfaat dari kewirausahaan dirasa sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan anak anak kita pada masa yang akan datang tentu pemerintah sebagai penentu kebijakan harus berani mengambil langkah-langkah yang perlu. Kita hanya bisa mendorong dan sekaligus mendukung terlaksananya program yang membuat masyarakatnya semakin maju.

No comments:

Post a Comment