Wednesday, September 20, 2017
Thursday, September 14, 2017
CIRI-CIRI MENSYUKURI RAHMAT ALLAH
CIRI-CIRI MENSYUKURI RAHMAT ALLAH
Oleh: N. Fredy Franmoko
Memperoleh
rahmat dari Allah Swt merupakan suatu anugerah yang besar. Karena itu, menjadi keharusan
bagi kita untuk mensyukurinya. Namun, sebagaimana kita ketahui, mensyukuri
segala sesuatu bukanlah sekadar mengucapkan alhamdulillah, tapi kita harus
manfaatkan segala anugerah dari Allah itu untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam
kaitan ini, maka kita harus membuktikan diri sebagai orang yang bersyukur atas
rahmat yang diberikan Allah kepada kita dengan memiliki sikap dan prilaku
sebagaimana yang disebutkan Allah tentang orang-orang yang memperoleh
rahmat-Nya.
1.
Sabar
Dalam kehidupan orang yang beriman merupakan sesuatu yang pasti dan biasa
terjadi, baik ujian berupa hal-hal yang menyenangkan atau malah sebaliknya bila
dilihat dari sudut pandang duniawi. Apabila ujian yang tidak menyenangkan
menimpa diri orang yang memperoleh rahmat dari Allah, maka dia menghadapinya
dengan penuh kesabaran. Sabar dalam arti tetap bertahan dalam kebenaran
sehingga meskipun kesulitan menerpa kehidupannya, dia tidak akan sampai putus
asa lalu menghalalkan segala cara dalam upaya mengatasi kesulitan hidup. Inilah
ciri penting dari orang yang telah memperoleh rahmat dari Allah Swt sebagaimana
firman-Nya yang artinya:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan
kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa
inna ilaihi raji’un. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS Al Baqorah: 155-157).
BAHASA, KOMUNIKASI, DAN MASYARAKAT
BAHASA, KOMUNIKASI, DAN MASYARAKAT
Oleh: N. Fredy Franmoko
Mustahil, sebuah komunikasi tanpa bahasa. Manusia sebagai pelaku komunikasi memerlukan media utama yang disebut bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi handal bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak berkiprah dalam kehidupan masyarakat.
A. Hakikat Bahasa
Secara
rinci, bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu
1. Sistem :
bahasa dibentuk oleh komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan
2. Lambang :
hal yang dimaknakan atau dimaknai
3. Bunyi :
bunyi-bunyi ujaran manusia
4. Arbitrer :
tidak tetap; bisa berubah-ubah , semau-maunya
5. Konvensional : bergantung
kesepakatan
6. Produktif :
dengan kaidah yang terbatas dapat menghasilkan ujaran yang tak terbatas
7. Dinamis :
sewaktu-waktu bisa berubah
8. Beragam : walaupun
punya pola yang sama, bahasa bisa bervariasi/beragam
9. Manusiawi :
hanya dimiliki oleh manusia
Fungsi
bahasa bisa dilihat dari beberapa segi sebagai berikut.
1. Pandangan tradisional: alat komunikasi, menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan
Dilihat
dari sosiolinguistik
2. Segi penutur: personal atau pribadi (Halliday); emotif
(Jakobson)
3. Segi pendengar/ lawan: direktif/instrumental, mengatur)
4. Segi kontak: fatik (Jakobson); interpersonal (Halliday),
menjalin hubungan
5. Segi topik: referensial (Finnocchiaro); representasional
(Halliday); kogntitif (Jakobson), alat untuk membicarakan objek.
6. Segi kode: metalingual/metalingualistik (Jakobson),
membicarakan bahasa itu sendiri.
7. Segi amanat: imajinatif (Halliday); poetic speech (Jakobson),
menyampaikan pesan atau gagasan termasuk gagasan yang tidak
sebenarnya.
SARAPAN PAGI
Kembaran - Pagi hari ini dalam kesempatan doa bersama sebelum memulai kegiatan pembelajaran Drs. Fredy Franmoko, M.Pd. menyampaikan hasil pertemuan di Sub Rayon 7 bahwa dalam rangka penerapan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 akan dilaksanakan kegiatan pendampingan ke sekolah , In Service 1,On Service, dan In Service 2.
In service dilaksanakan tanggal 8 s/d 14 September 2017 bertempat di SMP Negeri 2 Sokaraja dengan peserta minimal 1 orang dari tiap sekolah. On Service 2 s/d 11 Oktober 2017 dan In Service 2 14 oktober 2017.
Tuesday, September 12, 2017
PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS TEKS DAN JENIS-JENIS TEKS
Dr. Tri Wiratno, M.A.
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Materi Sosialisasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam Implementasi Kurikulum 2013
1. Penjelasan Istilah
“Pembelajaran bahasa berbasis teks” juga disebut “pembelajaran
bahasa berbasis genre”. Kalau begitu, apakah
“teks” (text) sama dengan “genre”? Di
sisi lain, apabila “teks” disejajarkan dengan “wacana” (discourse), apakah “teks” dan “wacana” juga sama?
1.1 Teks
Teks
adalah satuan bahasa
yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk
mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula (Bandingkan dengan Wiratno,
2003: 3-4).
Teks
mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
(1)
secara konkret, teks
merupakan sebuah objek, tetapi secara abstrak, teks merupakan satuan
bahasa di dalam wilayah bahasa sebagai sistem;
(2)
teks mempunyai tata
organisasi yang kohesif;
(3)
teks mengungkapkan makna;
(4)
teks tercipta pada sebuah
konteks;
(5)
teks dapat dimediakan secara
tulis atau lisan
(Wiratno, 2009: 77).
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2017 Tentang HUKUM DAN PEDOMAN BERMUAMALAH MELALUI MEDIA SOSIAL
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah
:
Menimbang :
a. bahwa perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan
memperoleh informasi di tengah masyarakat;
b. bahwa kemudahan berkomunikasi dan memperoleh informasi melalui media digital berbasis media sosial dapat mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia, seperti mempererat tali silaturahim, untuk kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan positif lainnya;
c. bahwa penggunaan media digital, khususnya yang berbasis media sosial di tengah masyarakat seringkali tidak disertai dengan tanggung jawab sehingga tidak jarang menjadi sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah, namimah, gosip, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmoni sosial;
d. bahwa pengguna media sosial seringkali menerima dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar serta bermanfaat, bisa karena sengaja atau ketidaktahuan, yang bisa menimbulkan mafsadah di tengah masyarakat;
e. bahwa banyak pihak yang menjadikan konten media digital yang berisi hoax, fitnah, ghibah, namimah, desas desus, kabar bohong, ujaran kebencian, aib dan kejelekan seseorang, informasi pribadi yang diumbar ke publik, dan hal-hal lain sejenis sebagai sarana memperoleh simpati, lahan pekerjaan, sarana provokasi, agitasi, dan sarana mencari keuntungan politik serta ekonomi, dan terhadap masalah tersebut muncul pertanyaan di tengah masyarakat mengenai hukum dan pedomannya;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial untuk digunakan sebagai pedoman.
GURU TIDAK PROFESIONAL AKAN GIGIT JARI
SUDARTO HADINEGORO
Guru adalah praktisi profesional Hal ini sesuai dengan Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 yang mengamanatkan guru untuk lebih professional. Keprofesionalan guru dapat dilaksanakan dengan cara publikasi dan karya inovasi dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya. Pemberlakuan permenpan tersebut dapat menjadi kendala bagi sebagian besar guru.
Monday, September 11, 2017
SENANG DAN BERJUANG BAGAI SISI MATA UANG
Kembaran –
Pagi ini Senin (11/9/2017) SMP Negeri 2
Kembaran melaksanakan upacara bendera halaman sekolah dengan pembina upacara
kepala sekolah Drs. N Fredy Framoko, M.Pd. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa kegiatan
pembelajaran kembali dilaksanakan selama 6 hari sekolah setelah sebelumnya
dilaksanakan selama 5 hari dengan berbagai macam pertimbangan.
“Saya mengajak
kepada warga sekolah untuk SENANG dan BERJUANG untuk kemajuan sekolah. SENANG
DAN BERJUANG adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Saya juga
mengajak kepada seluruh warga sekolah untuk bekerja keras mewujudkan Visi Misi
sekolah kita.” lanjut Fredy dalam kesempatan tersebut.
Upacara pada
pagi hari ini berlangsung khikmat diikuti seluruh siswa, guru dan karyawan dipimpin oleh Ricko Rahmadani, dengan pembawa
bedera merah putih Aldila Firla, Faiz faiidin, Febrian Adi P, Pembaca UUD 45
Juwita, Pembawa acara Asti Amelia, Pembaca doa Niken Tri, Dirigen Irmasari,
Pembawa teks Pancasila Pingkan Linda Saputri. Upacara juga diiringi dengan iringan
musik oleh Moh. Kholidin, S.Pd.
by:ed1sa@september 2017
by:ed1sa@september 2017
Saturday, September 9, 2017
Thursday, September 7, 2017
PESAN MORAL SEBUAH OPERASI MATEMATIKA
4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 4 x 6 ataukah 6 x 4? Itulah kehebohan tentang operasi perkalian dalam matematika sekolah dasar baru-baru ini yang muncul dimedia social. Berawal dari pekerjaaan rumah seorang anak SD yang didapat dari gurunya dan dalam penyelesaiannya dibantu oleh saudaranya yang sedang duduk dibangku kuliah. Sang saudara tidak terima karena nilai yang didapat oleh adiknya ternyata tidak memuaskan dan mengunggah dimedia sosialnya dan melibatkan para professor dari LPTK ternama dalam perdebatan perbedaan konsep itu, menurut versi sebuah media online. Sang Kakak tidak terima karena menurut sang kakak bahwa bagaimanapun prosesnya yang penting hasilnya sama yaitu 24.
Dari kacamata sang guru konsep operasi matematika seperti diatas tentu mengandung makna dan nilai filosofi yang harus dipetik. Harus ada moral value yang harus ditanamkam kepada semua anak didiknya untuk dijadikan bekal dalam kehidupan sosialnya dimasa depanya. Dan inilah yang sedang kita rasakan bersama betapa bangsa ini bergitu rapuh bukan lain karena anak bangsa ini sudah mulai melupakan nilai-nilai moral dari sebuah tindakan. Kurikulum 2013 yang baru diterapkan dan baru berlangsung seumur jagung mengisyaratkan bahwa pendidikan saat ini sudah bergeser dan menekankan pada perubahan sikap diantaranya sikap spiritual dan sikap sosial selain dua sikap lain yaitu pengetahuan dan ketrampilan.
Ada dua versi pemahaman tentang konsep operasi perkalian dalam matematika. Satu sisi mengatakan bahwa 4 x 6 adalah sama dengan 6 x 4, satu sisi mengatakan bahwa hal itu beda. Dikaitkan dengan ‘tujuan’ kita mempelajari sesuatu maka kita akan tahu perbedaan dari pola-pola diatas, kapan harus menuliskan 4 x 6 dan 6 x 4.
Saat kita sakit dan pergi ke dokter kita akan menerima resep minum obat dari dokter. Lazimnya sang dokter menuliskan dalam resepnya atau dalam label obatnya agar kita meminun obatnya 3 x 1 sehari. Pengertiannya pagi meminum satu obat, siang meminum satu obat dan sore atau malam satu obat lagi, itulah artinya 3 x 1. Anda bisa membayangkan apa jadinya orang yang sedang sakit kemudaian mendapat lima jenis obat. Apabila pemahmanya terbalik maka pasien akan memakan 15 butir obat dalam satu waktu, matilah si pasien.
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran bukan hanya berorientasi pada hasil yang harus benar tetapi juga memahami apa makna dari sebuah operasi atau seperti diatas. Artinya adalah mengapa seseorang melakukan dengan cara tersebut tentu ada makna atau value yang dikandung didalamnya.
Lebih jauh lagi secara prinsip kurikulum 2013 kegiatan pembelajaranya merupakan proses yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi PEBELAJAR MANDIRI sepanjang hayat.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu kegiatan pembelajaranya berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.
by ed1sa@sept_2017
by ed1sa@sept_2017
Wednesday, September 6, 2017
PENDIDIKAN INKLUSI SEBAGAI SUATU GERAKAN
Drs. Purwadi Santoso, M.Hum. Keppala Dinas Pendidikan Kab. Banyumams |
“Pendidikan Inklusi sebagai suatu gerakan” itulah yang
disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. Purwadi
Santoso, M.Hum., dalam kesempatan
membuka kegiatan Pelatihan Guru Pembimbing Khusus (GPK) di sekolah inklusi
Kabupaten Banyumas yang di selenggarakan oleh Dinas Pendidika Kabupaten
Banyumas di Red Chilli Restaurant km. 6 Pandak, Baturaden hari ini(6/9/2017).
Pelatihan dilatarbelakangi dari sebuah keprihatinan kepada
para anak berkebutuhan khusus bahwa, hak asasi mereka harus dipenuhi dan
dilidungi untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan layanan pendidikan
sebaik-baiknya.
Tuesday, September 5, 2017
Novi Dwi Lestari dalam Ajang Olimpiade Literasi Siswa Nasional
Novi Dwi Lestari, melihat ke arah kamera, salah satu peserta lomba dari SMP N 2 Kembaran. |
Dinas Pendidikan Kab.Banyumas mengadakan
Olimpiade Literasi Siswa Nadional di SMP Negeri 5 Purwokerto hari ini
Selasa(5/9/2017) dengan peserta lomba berasal dari SMP/MTs Negri dan swasta di
Kabupaten Banyumas. Hadir dan sekaligus membuka acara Dra.Enas Hindasah Kabid Pembinaan
SMP dan juga Tofik , Kasi Dalmut.
Enas menyampaikan kegiatan ini menjadi ajang kreativitas siswa
dalam ajang tidak hanya tingkat regional
tetapi juga tingkat internasional. Diharapkan juga dapat menumbuhkan minat
baca. Pada kesempatan itu beliau membuka acara OLSN kab.BMs.
Tofik, Kasi Dalmud, selaku ketua Panitia juga menyampaikan
dasar kegiatan lomba OLSN. “Kegiatan ini kegiatan berjenjang sehingga juara di
tingkat kab akan mewakilk di tingkat provinsi. Jumlah pesrta lomba ada
peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu”, Lanjut beliau. Peserta lomba cipta cerpen berjjmlah 75 pesrta termasuk salah satu dari SMP Negeri 2
Kembaran, Novi Dwi Lestari, debat berjumlah 32 peserta dan story teeling, 58
peserta.(liputan Sudarto, S.Pd.)
Monday, September 4, 2017
SMP NEGERI 2 KEMBARAN BERBENAH
Mulai
tahun ini SMP Negeri 2 Kembaran mencanangkan program unggulan yang berbasis pada
lingkungan. Untuk
mewujudan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan dengan harapan dapat
mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan
hidup dan turut berpatisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di
sekolah dan sekitarnya. Tujuan program ini adalah menciptakan kondisi yang baik
bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,
sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab
dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Drs. N Fredy Franmoko, M.Pd., selaku
kepala sekolah, berharap hasil dengan program ini adalah:
1. 1. Terciptanya kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran & penyadaran warga sekolah (guru, murid &
pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut
bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan & pembangunan
berkelanjutan
2. Tercapainya standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Tercapainya standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
3. Meningkatnya
efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan
pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya.
4. Terciptanya kebersamaan warga sekolah dan kondisi
belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
5. Terwujunya tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga
sekolah dan masyarakat sekitar.
Saturday, September 2, 2017
SHALAT IED DAN QURBAN SMP N 2 KMBARAN
Dalam kesempatan Khutbah beliau menyampaikan suri tauladan dari Nabi Ibrahim yang dengan sabar menerima ujian dari Allah SWt dengan harus mengurbankan anak yang sangat dicintainya untuk memenuhi panggilan Allah SWT.
Lebih jauh beliau manyampaikan bahwa "Allah beserta orang-orang yang sabar (Qs: 2:153) dan akan menjadi manusia yang utama yang selalu mendapatkan perlindungan serta memperoleh derajat kepemimpinan dalam agama.
Drs. N Fredy Franmoko, M.Pd., selaku kepala sekolah juga menyampaikan Selamat Hari raya Iedul Adha 1438 H dan berharap agar Keluarga Besar SMP N 2 Kembaran menjadi orang-orang yang beriman, bertaqwa, bersabar dan iklhas.
Shalat ied ini dimulai pukul 06.30 diikiuti seluruh keluarga besar sekolah yang berjumlah ribuan siswa dan warga masyarakat sekitar dan dilanjutkan dengan pemotongan sapi qurban dan dibagikan pada warga masyarakat sekitar.
Subscribe to:
Posts (Atom)